• Musik&Film

Sampaikan Kebenaran Lewat Musik, Alasan John Lennon Selalu Dikenang

Puitika Aisyah Aini | Minggu, 10/12/2023 19:01 WIB
Sampaikan Kebenaran Lewat Musik, Alasan John Lennon Selalu Dikenang John Lennon

Anekagaya.com - Kali terakhir produser Jack Douglas melihat John Lennon, punggawa The Beatles tersebut sedang dalam perjalanan pulang setelah hari yang panjang di studio. Ketika Lennon bergerak menuju lift, dia tersenyum kepada Douglas, dan mengatakan akan menemuinya besok pagi untuk jadwal temu pukul 9 di studio.

Momen tersebut adalah kali terakhir Douglas melihat Lennon sebelum sang legenda ditembak dan tewas di tangan Mark David Chapman, seorang penggemar yang sebelumnya sempat meminta tanda tangan Lennon di hari yang sama

“Dia sangat positif, mereka berdua benar-benar bahagia,” ujar Douglas kepada PEOPLE, belum lama ini, mengenang ingatannya akan sesi rekaman pada 8 Desember 1980. Kala itu, Lennon dan istrinya, Yoko Ono, berada di Record Plant di New York City, merekam apa yang seharusnya menjadi single tahun 1981 milik Ono ‘Walking on Thin Ice’.

Kolaborasi Douglas dan Lennon telah berlangsung lama sejak produser tersebut ikut menggarap album bersejarah Lennon ‘Imagine’ pada tahun 1971. Satu bulan setelahnya, Douglas kembali terlibat sebagai co-produser dalam album Lennon dan Ono, ‘Double Fantasy’, yang meraih kesuksesan komersial besar-besaran.

“Dia (Lennon) tidak berpikir kami akan menghebohkan dunia dengan album itu, tapi tidak masalah baginya. Dia hanya ingin menyampaikan yang sebenarnya tentang dimana dia berada dalam hidupnya di usia 40 tahun dan dia merasa sangat senang dengan hal itu,” ungkap Douglas.

Douglas mengatakan Lennon tengah merencanakan sesuatu untuk masa depan waktu itu. Sang musisi disebut memetakan tur mendatanginya dengan penuh semangat. Ia juga mengharapkan reuni dengan “the boys” ketika sedang membayangkan dirinya dan anggota The Beatles lainnya sebagai backup band di album baru Ringo Starr.

“Ketika saya pertama bekerja dengan John, dia agak mudah marah dan tidak sabaran. Dia tidak suka menunggu apapun di studio… Ketika waktunya mengerjakan ‘Double Fantasy’, saya tahu dia merespon semuanya,” ujarnya.

“Selama waktu itu, dia hanya sangat bersemangat bisa kembali dan senang bersama keluarganya dan betapa dia mencintai Sean (anaknya) dan bagaimana segalanya dengan Yoko berjalan dengan baik. Dia adalah John yang sangat berbeda, dan masa itu benar-benar menyenangkan.”

Meski riang dan selalu punya lelucon untuk dibagikan, Douglas menyebut Lennon tampak diganggu oleh firasat buruk di tahun-tahun terakhirnya. Sang bintang kerap membicarakan tentang kematian hingga menuntut segalanya harus diabadikan.

“Dia memaksa menulis jurnal setiap saat, segalanya didokumentasikan, (meminta) saya meletakkan microphones di setiap sudut studio jadi semuanya bisa direkam. Rasanya seperti dia punya firasat akan terjadi sesuatu, dan dia sangat intuitif tentang segala hal,” terang Douglas.

Douglas dan Lennon tinggal hanya berjarak tiga blok dan biasanya keluar studio bersama-sama. Namun malam itu, Douglas tinggal lebih lama untuk mengerjakan rekaman Karen Lawrence & the Pinz. Pada 8 Desember, tanpa kehadiran Douglas, perasaan buruk Lennon berubah menjadi kenyataan yang mengerikan.

Kejadian setelahnya tampak kabur dalam ingatan Douglas. Istrinya, yang mendengar kabar Lennon ditembak melalui radio, segera berlari ke studio untuk memberitahunya. Keduanya kemudian segera pergi ke Roosevelt Hospital dan diam di sana hingga pukul 6 pagi, menunggu kabar baik yang tak pernah hadir.

Atas permintaan Ono, Douglas menghadiri late night show bersama Tom Snyder, memberitahu penggemar agar tak menyakiti diri sendiri usai mendengar kabar kematian Lennon. Dua hari kemudian, Douglas dan Ono menggelar upacara privat di studio untuk mengenang Lennon.

“Kami pergi ke studio, jam 11 atau 12 malam, dan saya minta seorang asisten untuk mengeluarkan semua yang kami punya di tempat penyimpanan,” ujarnya.

“Percakapan, musiknya, semuanya. Dan kami duduk di sana hingga fajar mendengarkan hal-hal yang telah John lakukan. Dan itulah satu-satunya upacara yang ada. Hanya Yoko dan saya.”

Bagi Douglas, kematian Lennon membawa serta akhir dari sebuah mimpi.

Douglas menyebut alasan mengapa banyak orang merasa dekat dengan Lennon adalah karena mereka merasa mengenal sosok Lennon. Ketika ia bernyanyi tentang apa yang dialaminya, ada kebenaran besar yang disampaikan Lennon melalui musik.

“Ada banyak sekali rencana,” katanya.

"Saya pernah bertanya (pada John), ‘apa rahasiamu menulis lagu yang amat menakjubkan?’ dan dia menjawab, ‘katakan yang sebenarnya, dan buat itu berirama’.”

 

FOLLOW US