• Spirit

Mulai Saat Ini Stop Kejar Kebahagian dengan Standar Orang Lain

Yunita Rahman | Senin, 29/04/2024 13:27 WIB
Mulai Saat Ini Stop Kejar Kebahagian dengan Standar Orang Lain Ilustrasi

Anekagaya.com  -Dokter spesialis kesehatan jiwa menyarankan agar setiap orang tidak mengejar kebahagiaan dengan standar orang lain.

Pandangan tersebut disampaikan oleh dokter spesialis jiwa dari RSUD Tarakan Jakarta, dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ dan dokter spesialis jiwa Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit Jakarta, dr Yenny Sinambela, SpKJ (K), dalam sebuah seminar di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (28/4/2024). Seminar yang digelar oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta ini mengangkat tema "Bahagia Tanpa Syarat".

Kedua dokter sepakat bahwa penghambat kebahagiaan berasal dari tekanan untuk mencapai sesuatu berdasarkan standar orang lain.

"Misalnya usia segini mestinya sudah menikah, usia sekian mestinya sudah bekerja. Kemudian kalau sudah menikah, mestinya sudah hamil, begitu. Jadi banyak sekali standar-standar sosial yang menjadi pressure atau tekanan, itu akan menghambat orang menjadi bahagia," kata Zulvia.

Terkait hal itu, Yenny menimpali bahwa ukuran kebahagiaan orang lain tentu berbeda. Karena pada diri manusia memiliki keunikannya sendiri-sendiri, yang bisa dipandang sebagai kelebihan maupun kekurangan.

"Permasalahan muncul ketika kita menghadapi hal-hal yang di luar ekspektasi tertentu. Untuk merasa bahagia, seseorang mesti belajar untuk menerima kalau dirinya unik sehingga bisa melihat sisi positifnya, tidak terpaku pada sisi negatifnya saja," kata Yenny.

Di era internet seperti sekarang, sangat mudah untuk memberikan ekspektasi tertentu sebagai standar kebahagiaan. Oleh karenanya banyak sekali penghambat yang membuat seseorang merasa tidak bahagia.

Misalnya, flexing atau aktivitas pamer barang mewah atau hidup mewah lewat media sosial. Hal itu berdampak pada ukuran kebahagiaan menjadi berdasarkan materi. Padahal tidak selalu seperti itu.

Sementara itu, Jakarta masuk dalam daftar 10 kota dengan tingkat stres tertinggi di dunia, berdasarkan laporan The Least and Most Stressful Cities Index tahun 2021.

Riset global yang lain dalam Health Service Monitoring 2023 yang menyurvei pandangan 23.274 responden dewasa di 31 negara, pada periode 21 Juli-4 Agustus 2023 menyatakan, kesehatan mental menjadi masalah kesehatan yang paling mengkhawatirkan, di atas kanker.

Oleh sebab itu, Dinkes Jakarta menyelenggarakan Jakarta Berjaga (Berjaga akronim dari Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Bahagia). Salah satu poin acaranya adalah seminar edukasi kepada masyarakat mengenai cara mencapai bahagia.

FOLLOW US