• Spirit

Intifida, Spirit Perlawanan Anak Muda Palestina

Pamudji Slamet | Minggu, 05/11/2023 17:51 WIB
Intifida, Spirit Perlawanan Anak Muda Palestina Ilustrasi

Anekagaya.com - Sejarah panjang konflik Palestina-Israel tidak bisa dipisahkan dari gerakan Intifada. Inilah gerakan perlawanan rakyat, yang dimotori oleh keberanian anak-anak muda Palestina.

Dilansir dari beberapa referensi, Intifadah yang dalam Bahasa Arab
berarti perlawanan, terjadi dua kali. Yakni Intifada I pada 1987–1993 dan Intifada II atau Intifadhah al-Aqsha sejak tahun 2000.

Intifada Pertama

Intifada pertama meletup di Jalur Gaza pada Desember 1987. Gerakan ini adalah jawaban para pemuda atas tewasnya empat warga Palestina.

Taleb Abu Zaid dan tiga rekannya tewas pada 8 Desember 1987. Mereka kehilangan nyawa setelah ditabrak oleh kendaraan pengangkut tank milik Israel. Tabrakan ini juga menyebabkan 10 orang lain terluka, termasuk Jawad Abu Zaid, saudara kandung Taleb.

Keluarga Taleb dan rakyat Palestina murka setelah mengetahui insiden tersebut. Pemakaman para korban kala itu dihadiri oleh setidaknya 10.000 orang yang berlanjut menjadi aksi demonstrasi.

Kemarahan yang teramat sangat mendorong anak-anak muda menggelar protes. Tak hanya Gaza, dalam waktu cepat protes itu juga menyebar ke Tepi Barat. Selama aksi protes, para pemuda Palestina melemparkan batu ke tank dan tentara Israel. Mereka juga melakukan perlawanan dengan melempar bom molotov.

Intifada ditandai dengan mobilisasi rakyat, protes massal,pembangkangan sipil, pemogokan yang terorganisir dengan baik, dan kerja sama komunal.

Israel bereaksi keras, dimana Menteri Pertahanan saat itu, Yitzhak Rabin mengeluarkan kebijakan "Patah Tulang Mereka". Kebijakan brutal ini mencakup pembunuhan mendadak, penutupan universitas, deportasi aktivis, dan penghancuran rumah.

Sejarah mencatat 1.070 warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel selama Intifada, termasuk 237 anak-anak. Sebanyak lebih dari 175.000 warga Palestina pun ditangkap.

Intifadah Kedua

Gerakan Intifadah II meledak pada
28 September 2000, yang dipicu oleh  kedatangan Perdana Menteri Israel kala itu, Ariel Sharon, ke Temple Mount dan dikawal oleh ratusan polisi.

Terletak di kota lama Yerusalem, Temple Mount adalah Bukit Bait Suci , yang dimuliakan  tiga penganut agama yakni Yahudi, Kristen, dan Islam.

Lagi-lagi, dimotori anak-anak muda pemberani, rakyat Palestina memprotes kedatangan Ariel Sharon. Bahkan, mereka marah karena menganggap Israel akan mencaplok Temple Mount sebagai wilayah milik Zionis Yahudi.

Lantaran di kawasan tersebut terdapat Masjid Al-Aqsa yang amat dihormati oleh kaum muslim, maka Intifada II juga disebut sebagai Intifadhah al-Aqsha.

Sejak saat itu, aksi demontrasi para pemuda dan warga Palestina meletup dimana-mana. Setiap aksi selalu berujung dengan tindakan brutal tentara dan polisi Israel.

Sejarah mencatat,  selama periode 2000 hingga 2007, gerakan Intifadah II menewaskan 4.219 warga Palestina, termasuk anak-anak muda.

Anak-anak muda selalu ada dalam daftar korban tewas. Namun anak-anak muda pula yang menggelorakan  perlawanan Palestina.

 

 

 

 

 

FOLLOW US