• Musik&Film

Oppenheimer Akhirnya Tayang di Bioskop, Ini Kata Orang Jepang

Puitika Aisyah Aini | Sabtu, 30/03/2024 18:43 WIB
Oppenheimer Akhirnya Tayang di Bioskop, Ini Kata Orang Jepang Film Oppenheimer

Anekagaya.com - Setelah delapan bulan berlalu sejak dirilis, ‘Oppenheimer’ akhirnya diputar untuk pertama kalinya di bioskop Jepang pada Jumat, 29 Maret waktu setempat.

Melansir The Guardian, tak hanya karena membawa materi yang dinilai sensitif untuk masyarakat Jepang, yakni pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, gimmick ‘Barbenheimer’ yang menggabungkan ‘Oppenheimer’ dan ‘Barbie’ juga dianggap meremehkan tragedi yang digambarkan dalam film tersebut.

Namun pada akhirnya, Bitters End, distributor film independent Jepang, berhasil memboyong film tersebut ke Jepang dan menayangkannya di layar lebar setelah pagelaran Oscar usai.

Lalu bagaimana reaksi masyarakat Jepang setelah menonton ‘Oppenheimer’?

“Seharusnya bisa ada lebih banyak penjelasan dan penggambaran akan kengerian dari senjata nuklir,” ujar Takashi Hiraoka, mantan walikota Hiroshima berusia 96 tahun, yang menghadiri penayangan spesial awal bulan ini.

“Dari sudut pandang Hiroshima, tidak ada cukup banyak (penggambaran) tentang kengerian dari senjata nuklir, tapi saya mendorong masyarakat untuk menonton (film) ini.”

Banyak hibakusha, atau mereka yang selamat dari bom atom, berharap ‘Oppenheimer’ akan setidaknya mengakui penderitaan yang ditimbulkan Enola Gay, pesawat pembom B-29 AS, yang menjatuhkan bom nuklir berkekuatan 15 kiloton di Hiroshima pada pagi hari tanggal 6 Agustus 1945.

Ledakan tersebut seketika menewaskan antara 60 hingga 80 ribu orang. Angka tersebut naik hingga menyentuh 140 ribu jiwa di akhir tahun. Tiga hari setelah bom pertama dijatuhkan, Amerika Serikat kembali menjatuhkan bom plutonium di Nagasaki dan menewaskan 74 ribu orang.

Alih-alih menunjukkan penderitaan yang dihasilkan bom atom, ‘Oppenheimer’ justru fokus pada kekalutan batin J. Robert Oppenheimer, fisikawan Amerika Serikat yang dijuluki bapak bom atom, menghadapi keputusan Presiden Harry Truman untuk menggunakan bom tersebut.

Meski begitu, Professor Masao Tomonaga, seorang penyintas bom atom dan direktur kehormatan rumah sakit Bom Atom Palang Merah Jepang di Nagasaki, mengatakan bahwa ia percaya ‘Oppenheimer’ adalah film anti-perang.

“Saya awalnya berpikir bahwa kurangnya penggambaran penyintas bom atom adalah kelemahan. Tapi nyatanya, kalimat-kalimat Oppenheimer di banyak adegan menunjukkan keterkejutannya akan realitas dari ledakan bom atom. Itu sudah cukup bagi saya,” terangnya.

“Para hibakusha sudah sangat tua semua, jadi film ini untuk orang-orang muda… sekarang tergantung generasi masa depan untuk memutuskan bagaimana menghilangkan senjata nuklir dari dunia.”

Toshiyuki Mimaki, salah satu ketua Hidankyo, sebuah konfederasi kelompok penyintas bom atom yang berusia tiga tahun ketika bom tersebut menghancurkan kampung halamannya, punya pendapat yang sedikit berbeda setelah menonton ‘Oppenheimer’.

“Saya menantikan adegan pengeboman Hiroshima, tapi tidak pernah muncul,” ujarnya.

“Penting untuk menunjukkan keseluruhan cerita, termasuk para korban, jika kita ingin memiliki masa depan tanpa senjata nuklir.”

Para penonton muda pun turut memberikan pendapat mereka tentang film yang menghadirkan Cillian Murphy sebagai bintang utama tersebut.

“Saya adalah penggemar Christopher Nolan, jadi itu memberikan saya alasan tambahan untuk datang dan menonton (‘Oppenheimer’) segera setelah dirilis,” ujar Mei Kawashima, seorang anak muda Hiroshima.

“Ketika Hiroshima disebut di dalam film, hal itu mematik sesuatu dalam diri saya. Ini benar-benar film tentang Oppenheimer sebagai seorang manusia, dan bagaimana ia bergumul dengan hati nuraninya, jadi untuk itu, saya pikir sudah tepat untuk tidak memperluasnya terlalu jauh untuk memperlihatkan dampak (bom atom).”

Shogo Tachiyama, seorang mahasiswa, mengatakan ia hampir tidak mengetahui apapun tentang sosok Oppenheimer yang ciptaannya berakhir dengan kehancuran kota tempatnya lahir enam dekade kemudian.

“Kami belajar tentang pengeboman dan dampaknya di sekolah dasar, tapi saya tidak tahu apa-apa soal Oppenheimer,” ujarnya.

“Saya banyak belajar dari film tersebut, dan hal itu membuat saya kembali memikirkan apa yang bisa saya dan anak muda lainnya lakukan… mulai dari desakan bahwa senjata nuklir tidak boleh sampai digunakan lagi.”

Sementara itu, Takashi Yamazaki, sutradarai ‘Godzilla Minus One’ yang juga mengangkat tema senjata nuklir, mengusulkan dalam diskusi online dengan Nolan bahwa perlu adanya film tentang pengeboman tersebut dari sudut pandang Jepang.

“Saya rasa perlu ada jawaban dari Jepang untuk ‘Oppenheimer’. Suatu hari, saya ingin membuat film itu,” ujar Yamazaki yang disambut baik oleh Nolan.

 

Keywords :

FOLLOW US